MuatMuat Blog

Apa Itu Wholesaler? Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contoh Lengkap

Facebook
Twitter
WhatsApp
Apa Itu Wholesaler

muatmuatApa Itu Wholesaler? Dalam dunia bisnis dan perdagangan, istilah wholesaler atau dalam bahasa Indonesia sering disebut pedagang grosir bukanlah hal yang asing. Hampir semua produk yang kita konsumsi sehari-hari—mulai dari sembako, pakaian, elektronik, hingga barang kebutuhan rumah tangga—sebelum sampai ke tangan konsumen, melewati proses distribusi panjang yang melibatkan banyak pihak. Salah satu pihak penting dalam proses tersebut adalah wholesaler.

Namun, banyak orang masih bertanya-tanya: apa itu wholesaler, apa perannya dalam rantai distribusi, dan apa bedanya dengan distributor maupun retailer? Pertanyaan ini wajar, mengingat ketiga istilah tersebut sama-sama berhubungan dengan aktivitas jual beli dalam jumlah besar.

Memahami peran wholesaler sangatlah penting, khususnya bagi pelaku bisnis, pengusaha ritel, maupun individu yang ingin terjun ke dunia perdagangan. Dengan mengetahui bagaimana wholesaler bekerja, Anda akan lebih mudah menyusun strategi pemasaran, menentukan harga jual, hingga mengatur alur distribusi produk agar lebih efisien.

Table of Contents

Apa Itu Wholesaler?

Apa Itu Wholesaler?

Secara sederhana, wholesaler adalah pelaku usaha atau pihak yang membeli produk dari produsen dalam jumlah besar, lalu menjualnya kembali kepada pihak lain seperti retailer, pedagang kecil, atau bisnis lain, bukan langsung kepada konsumen akhir. Dalam bahasa sehari-hari, wholesaler lebih dikenal dengan sebutan pedagang grosir.

Peran wholesaler sangat penting dalam rantai distribusi karena mereka menjadi penghubung antara produsen (pembuat barang) dengan retailer (penjual eceran). Tanpa adanya wholesaler, produsen akan kesulitan menyalurkan barang ke banyak toko atau warung kecil karena harus menangani transaksi satu per satu. Dengan adanya wholesaler, alur distribusi menjadi lebih efisien dan biaya logistik dapat ditekan.

Contoh sederhana:

  • Sebuah pabrik minuman memproduksi ribuan karton air mineral setiap bulan.

  • Daripada menjual langsung ke ratusan minimarket atau warung, pabrik tersebut menjual produk dalam jumlah besar ke wholesaler.

  • Wholesaler kemudian menyebarkan produk tersebut ke berbagai toko kecil, sehingga konsumen akhir bisa membeli air mineral dengan mudah di warung terdekat.

Karakteristik utama wholesaler:

  1. Membeli barang dalam jumlah besar langsung dari produsen.

  2. Menjual kembali barang tersebut dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau pedagang kecil.

  3. Tidak menjual langsung ke konsumen akhir, karena fokus utama mereka adalah menyediakan stok bagi retailer.

  4. Biasanya memiliki gudang atau tempat penyimpanan untuk menampung barang sebelum didistribusikan.

Dengan kata lain, wholesaler berfungsi sebagai jembatan distribusi yang memastikan produk dari produsen bisa sampai ke pasar dengan cepat, terorganisir, dan dalam kondisi baik.

Fungsi Wholesaler dalam Rantai Distribusi

Fungsi Wholesaler dalam Rantai Distribusi

Dalam sistem perdagangan, wholesaler memegang peran penting sebagai penghubung antara produsen dan retailer. Tanpa adanya wholesaler, produsen akan kesulitan menyalurkan produk ke pasar, sementara retailer juga akan sulit mendapatkan barang dengan harga kompetitif.

Berikut adalah fungsi utama wholesaler dalam rantai distribusi:

1. Menghubungkan Produsen dan Retailer

Wholesaler menjadi perantara distribusi yang efektif. Produsen tidak perlu berhubungan langsung dengan ribuan toko kecil atau warung. Sebaliknya, retailer cukup berhubungan dengan wholesaler untuk mendapatkan stok barang. Dengan cara ini, rantai distribusi menjadi lebih singkat, praktis, dan hemat biaya.

2. Membeli Barang dalam Jumlah Besar

Produsen biasanya menjual produk dalam partai besar. Wholesaler-lah yang membeli barang dalam jumlah besar tersebut untuk kemudian memecahnya menjadi kuantitas lebih kecil bagi retailer. Proses ini disebut bulk breaking, yaitu memecah jumlah besar menjadi unit yang lebih kecil agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar ritel.

3. Menyediakan Gudang dan Penyimpanan

Wholesaler berfungsi sebagai pihak yang menanggung biaya penyimpanan. Mereka memiliki gudang untuk menampung barang sebelum disalurkan ke retailer. Hal ini mengurangi beban produsen karena tidak perlu menyiapkan fasilitas penyimpanan tambahan.

4. Mengurangi Risiko Produsen

Dengan membeli barang langsung dalam jumlah besar, wholesaler menanggung risiko atas produk yang tidak langsung laku atau menumpuk di gudang. Produsen bisa tetap fokus pada produksi, sementara wholesaler menanggung risiko distribusi.

5. Menjaga Ketersediaan Barang di Pasar

Wholesaler memastikan bahwa retailer selalu memiliki stok barang. Jika retailer membutuhkan produk mendadak, mereka bisa segera mendapatkannya dari wholesaler tanpa harus menunggu pengiriman dari produsen. Hal ini menjaga ketersediaan barang di pasar agar konsumen tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan mereka.

6. Membantu Stabilisasi Harga

Karena membeli dalam jumlah besar dan menjual dalam jumlah lebih kecil, wholesaler ikut berperan dalam menstabilkan harga di pasaran. Mereka bisa menyesuaikan suplai dengan permintaan sehingga harga produk tidak terlalu fluktuatif.

7. Memberikan Informasi Pasar

Wholesaler sering berinteraksi langsung dengan retailer, sehingga mereka mengetahui tren permintaan konsumen, produk yang laris, hingga perubahan harga pasar. Informasi ini dapat diteruskan ke produsen sebagai bahan evaluasi dalam strategi produksi dan pemasaran.

Jenis-Jenis Wholesaler

Jenis-Jenis Wholesaler

Tidak semua wholesaler memiliki cara kerja yang sama. Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis wholesaler dengan model bisnis dan fokus yang berbeda. Mengetahui jenis-jenis ini penting agar pelaku usaha bisa menentukan mitra distribusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan produk.

Berikut adalah jenis-jenis wholesaler yang umum ditemukan dalam dunia perdagangan:

1. Merchant Wholesaler (Pedagang Grosir Murni)

Ini adalah bentuk wholesaler yang paling umum. Mereka membeli barang dalam jumlah besar langsung dari produsen, lalu menjualnya kembali ke retailer atau bisnis lain.

  • Karakteristik: memiliki stok barang sendiri, menanggung risiko jika barang tidak laku, serta mengelola gudang penyimpanan.

  • Contoh: grosir sembako, grosir elektronik, pusat grosir pakaian di Tanah Abang.

2. Agent atau Broker Wholesaler

Berbeda dengan merchant wholesaler, jenis ini tidak memiliki barang sendiri. Mereka hanya bertindak sebagai perantara antara produsen dan pembeli (biasanya retailer besar atau perusahaan lain) dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi.

  • Karakteristik: tidak menanggung risiko stok, fokus pada mencarikan pembeli untuk produsen.

  • Contoh: broker hasil pertanian yang membantu petani menjual gabah atau sayuran ke pasar modern.

3. Distributor Khusus

Distributor adalah bentuk wholesaler yang biasanya memiliki kontrak resmi dengan produsen untuk menjual produk tertentu. Mereka lebih fokus pada kategori produk spesifik.

  • Karakteristik: hubungan erat dengan produsen, seringkali menjadi satu-satunya pihak yang berhak menyalurkan produk di wilayah tertentu.

  • Contoh: distributor farmasi, distributor minuman ringan (Coca-Cola, Aqua), distributor sparepart otomotif.

4. Cash and Carry Wholesaler

Jenis ini menjual produk grosir tanpa layanan pengantaran. Pembeli datang langsung ke lokasi wholesaler, melakukan pembayaran tunai, dan membawa barang sendiri.

  • Karakteristik: harga lebih murah karena tidak ada tambahan biaya distribusi, transaksi sederhana.

  • Contoh: grosir modern seperti Lotte Grosir atau Makro yang mengharuskan pembeli mengambil barang langsung.

5. Specialized Wholesaler (Wholesaler Khusus)

Jenis wholesaler ini hanya fokus pada produk tertentu atau niche market.

  • Karakteristik: lebih ahli dalam memahami kebutuhan pasar untuk produk spesifik.

  • Contoh: wholesaler bahan bangunan, wholesaler alat kesehatan, wholesaler peralatan rumah tangga.

6. Regional atau Lokal Wholesaler

Jenis wholesaler ini beroperasi terbatas pada daerah tertentu. Mereka biasanya berfungsi untuk menyalurkan produk ke retailer di wilayah yang lebih kecil.

  • Contoh: grosir sembako di kota kabupaten yang menjadi pemasok utama warung-warung di desa sekitar.

Perbedaan Wholesaler dan Retailer

Perbedaan Wholesaler dan Retailer

Meskipun sama-sama bergerak di bidang perdagangan, wholesaler dan retailer memiliki peran yang berbeda dalam rantai distribusi. Perbedaan ini bisa dilihat dari target pelanggan, cara kerja, hingga skala transaksi yang dilakukan.

Berikut penjelasannya:

1. Target Pasar

  • Wholesaler: menjual produk ke retailer, pedagang kecil, atau bisnis lain, bukan langsung ke konsumen akhir.

  • Retailer: menjual produk langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi.

Contoh: wholesaler sembako menjual ke toko kelontong. Lalu toko kelontong (retailer) menjual kembali beras, minyak, atau gula ke masyarakat sekitar.

2. Skala Transaksi

  • Wholesaler: bertransaksi dalam jumlah besar (partai grosir).

  • Retailer: bertransaksi dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan konsumen.

Contoh: wholesaler menjual 50 karung beras ke toko kelontong, sementara retailer menjual 1 atau 2 kg beras ke konsumen.

3. Hubungan dengan Produsen

  • Wholesaler: biasanya membeli produk langsung dari produsen atau distributor utama.

  • Retailer: sebagian besar membeli produk dari wholesaler atau distributor lokal.

4. Lokasi Usaha

  • Wholesaler: umumnya berlokasi di pusat grosir, gudang, atau kawasan perdagangan besar.

  • Retailer: biasanya berada di lokasi yang dekat dengan konsumen, seperti minimarket, supermarket, warung, atau toko kelontong.

5. Harga Jual

  • Wholesaler: harga produk lebih murah karena pembelian dalam jumlah besar.

  • Retailer: harga lebih tinggi karena dijual dalam jumlah kecil dan ditujukan langsung untuk konsumsi akhir.

6. Risiko Bisnis

  • Wholesaler: menanggung risiko besar terkait stok barang, biaya gudang, dan fluktuasi permintaan pasar.

  • Retailer: menanggung risiko lebih kecil, tapi harus bersaing ketat dalam menarik konsumen.

Tabel Ringkasan Perbedaan Wholesaler dan Retailer

Aspek Wholesaler (Pedagang Grosir) Retailer (Penjual Eceran)
Target Penjualan Retailer, pedagang kecil, bisnis lain Konsumen akhir
Jumlah Transaksi Besar (grosir / partai) Kecil (eceran)
Hubungan dengan Produsen Lebih dekat, membeli langsung Biasanya membeli dari wholesaler
Lokasi Gudang / pusat grosir Toko, minimarket, supermarket
Harga Lebih murah per unit Lebih mahal per unit
Contoh Grosir sembako, distributor elektronik Indomaret, Alfamart, warung kelontong

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa wholesaler dan retailer memiliki peran yang saling melengkapi. Wholesaler fokus menyalurkan barang dalam jumlah besar ke pasar, sementara retailer memastikan produk sampai ke tangan konsumen akhir.

Contoh Wholesaler di Indonesia

Contoh Wholesaler di Indonesia

Untuk memahami lebih jelas apa itu wholesaler, mari kita lihat beberapa contoh nyata yang ada di Indonesia. Wholesaler hadir di berbagai sektor industri, mulai dari kebutuhan sehari-hari, elektronik, hingga bahan baku industri. Berikut beberapa contohnya:

1. Distributor Produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods)

Wholesaler dalam kategori ini menjual produk kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar ke minimarket, supermarket, atau toko kelontong.

  • Contoh: PT Indomarco Adi Prima, anak perusahaan Indofood, yang mendistribusikan produk makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga ke ribuan toko di seluruh Indonesia.

  • Peran: Menjadi jembatan antara pabrik dan toko eceran kecil di berbagai daerah.

2. Wholesaler Bahan Bangunan

Indonesia memiliki banyak grosir bahan bangunan yang melayani kontraktor, developer, hingga toko material kecil.

  • Contoh: Toko Besi dan Bangunan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang yang menjual semen, besi, pipa, keramik, dan material konstruksi dalam jumlah besar.

  • Peran: Memudahkan distribusi produk konstruksi dari pabrik ke proyek pembangunan atau toko ritel kecil.

3. Wholesaler Elektronik

Produk elektronik seperti handphone, laptop, aksesoris gadget, dan peralatan rumah tangga banyak disalurkan melalui wholesaler.

  • Contoh: Glodok Elektronik di Jakarta atau pusat grosir IT di Mangga Dua yang dikenal menjual barang elektronik dalam jumlah besar dengan harga miring.

  • Peran: Memberikan pasokan kepada toko elektronik kecil maupun marketplace online.

4. Wholesaler Fashion dan Tekstil

Industri fashion juga tidak lepas dari peran wholesaler. Produk pakaian jadi, kain, dan aksesoris banyak didistribusikan secara grosir.

  • Contoh: Pasar Tanah Abang di Jakarta yang merupakan pusat wholesaler tekstil dan pakaian terbesar di Asia Tenggara.

  • Peran: Menyediakan pasokan baju, hijab, kain, hingga aksesoris fashion untuk para pedagang kecil maupun toko online.

5. Wholesaler Produk Pertanian

Indonesia sebagai negara agraris memiliki banyak wholesaler yang bergerak di bidang pertanian.

  • Contoh: Grosir buah di Pasar Induk Kramat Jati (Jakarta) atau Pasar Induk Caringin (Bandung) yang mendistribusikan sayur, buah, hingga hasil pertanian lainnya ke berbagai daerah.

  • Peran: Menyalurkan produk segar dari petani ke pasar tradisional, supermarket, hingga restoran.

Kelebihan dan Kekurangan Wholesaler

Kelebihan dan Kekurangan Wholesaler

Dalam dunia bisnis, wholesaler memegang peranan penting sebagai penghubung antara produsen dan retailer. Namun, seperti halnya model bisnis lain, wholesaler memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami agar pelaku usaha dapat mengambil keputusan yang tepat dalam bekerja sama atau bahkan menjadi wholesaler itu sendiri.

Kelebihan Wholesaler

  1. Membantu Produsen Memperluas Pasar
    Produsen tidak perlu menjual langsung ke ribuan toko kecil. Dengan adanya wholesaler, distribusi menjadi lebih mudah dan cakupan pasar lebih luas.

  2. Harga Produk Lebih Kompetitif
    Karena membeli dalam jumlah besar, wholesaler bisa menawarkan harga lebih murah kepada retailer. Hal ini membuat rantai pasok lebih efisien.

  3. Ketersediaan Stok yang Stabil
    Wholesaler biasanya memiliki gudang besar untuk menyimpan barang, sehingga retailer tidak perlu khawatir kehabisan stok saat permintaan meningkat.

  4. Mengurangi Risiko Produsen dan Retailer
    Produsen tidak perlu pusing dengan distribusi skala kecil, sementara retailer bisa membeli dalam jumlah sesuai kebutuhan tanpa harus langsung berurusan dengan pabrik.

  5. Meningkatkan Efisiensi Distribusi
    Wholesaler mempercepat pergerakan barang dari produsen ke retailer sehingga produk lebih cepat sampai ke konsumen akhir.

Kekurangan Wholesaler

  1. Margin Keuntungan Produsen Bisa Lebih Kecil
    Karena ada perantara tambahan, produsen kadang harus menjual produk dengan harga lebih rendah ke wholesaler.

  2. Harga ke Konsumen Bisa Lebih Tinggi
    Jika rantai distribusi terlalu panjang (produsen → wholesaler → sub-wholesaler → retailer → konsumen), harga produk bisa lebih mahal dibanding penjualan langsung.

  3. Ketergantungan pada Wholesaler
    Produsen bisa terlalu bergantung pada wholesaler untuk mendistribusikan produknya, sehingga bila wholesaler berhenti bekerja sama, distribusi bisa terganggu.

  4. Kurangnya Kontrol atas Branding dan Promosi
    Produsen biasanya tidak bisa mengontrol cara wholesaler menjual produk mereka, sehingga pesan brand bisa kurang konsisten.

  5. Risiko Penumpukan Stok
    Jika permintaan pasar menurun, wholesaler bisa mengalami kerugian karena stok menumpuk di gudang.

Peran Wholesaler dalam Ekonomi Indonesia

Peran Wholesaler dalam Ekonomi Indonesia

Dalam sistem perekonomian Indonesia, wholesaler (pedagang grosir) memegang peran yang sangat vital. Mereka bukan hanya sekadar perantara distribusi, tetapi juga berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dan pemerataan akses barang hingga ke pelosok negeri.

Berikut beberapa peran penting wholesaler dalam mendukung perekonomian Indonesia:

1. Mempercepat Distribusi Barang ke Seluruh Wilayah

Indonesia adalah negara kepulauan dengan tantangan distribusi yang besar. Wholesaler membantu mempercepat aliran barang dari produsen di kota besar ke retailer di daerah. Tanpa mereka, produk bisa sulit dijangkau di pasar tradisional maupun warung kecil.

2. Menjadi Penopang UMKM dan Pedagang Kecil

Banyak warung, toko kelontong, dan pedagang pasar tradisional bergantung pada wholesaler untuk mendapatkan stok barang dengan harga grosir. Dengan begitu, UMKM bisa tetap berjalan tanpa harus membeli langsung dari pabrik dengan jumlah besar.

3. Membantu Menstabilkan Harga Pasar

Wholesaler biasanya membeli barang dalam jumlah besar ketika harga relatif stabil. Hal ini bisa membantu mengurangi fluktuasi harga di pasar, karena mereka memiliki cadangan stok yang bisa dilepas saat terjadi lonjakan permintaan.

4. Mendorong Pertumbuhan Industri Logistik dan Pergudangan

Keberadaan wholesaler menciptakan kebutuhan akan gudang, transportasi, hingga sistem logistik yang lebih baik. Secara tidak langsung, hal ini ikut menggerakkan industri pendukung lain seperti transportasi truk, jasa ekspedisi, hingga teknologi manajemen distribusi.

5. Membuka Lapangan Kerja

Aktivitas wholesaler membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari staf gudang, sopir distribusi, sales, hingga admin keuangan. Dengan begitu, wholesaler juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

6. Menjadi Jembatan Produsen Lokal dengan Pasar Global

Beberapa wholesaler besar di Indonesia tidak hanya mendistribusikan barang di dalam negeri, tetapi juga menjadi pintu ekspor produk lokal ke pasar internasional. Misalnya produk hasil pertanian, tekstil, atau makanan olahan yang didistribusikan melalui jaringan grosir.

FAQ Seputar Wholesaler

FAQ Seputar Wholesaler

1. Apa itu wholesaler?

Wholesaler adalah pedagang grosir yang membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, lalu menjualnya kembali ke retailer atau pedagang kecil, bukan ke konsumen akhir.

2. Apa perbedaan wholesaler dan retailer?

  • Wholesaler: Membeli barang dalam jumlah besar dari produsen, lalu menjual ke retailer atau pedagang kecil.

  • Retailer: Membeli barang dari wholesaler atau distributor, lalu menjual langsung ke konsumen akhir.

3. Apa contoh wholesaler di Indonesia?

Contoh wholesaler di Indonesia misalnya Toko Pojok Grosir, Sembako Murah Grosir, hingga marketplace B2B seperti Ralali dan Mitrakulakan. Mereka menyediakan barang dalam jumlah besar dengan harga lebih rendah bagi retailer.

4. Apa fungsi utama wholesaler?

Fungsi utama wholesaler adalah memperlancar distribusi barang dari produsen ke retailer, menjaga ketersediaan stok, menstabilkan harga, dan mendukung UMKM agar tetap bisa mendapatkan barang dengan harga grosir.

5. Apakah wholesaler bisa menjual ke konsumen langsung?

Secara umum, wholesaler fokus menjual ke retailer atau bisnis lain. Namun, beberapa wholesaler modern mulai menjual langsung ke konsumen dengan sistem grosir eceran (misalnya belanja minimal 1 dus/karton).

6. Bagaimana cara menjadi wholesaler?

Untuk menjadi wholesaler, seseorang perlu:

  1. Memiliki modal yang cukup untuk membeli produk dalam jumlah besar.

  2. Menyediakan gudang atau tempat penyimpanan.

  3. Membangun jaringan dengan produsen dan retailer.

  4. Menyusun sistem distribusi/logistik yang efisien.

7. Apa kelebihan membeli dari wholesaler?

Membeli dari wholesaler biasanya lebih murah karena harga grosir. Selain itu, retailer bisa mendapatkan stok dalam jumlah sesuai kebutuhan tanpa harus membeli langsung ke produsen dengan syarat minimal yang besar.

8. Apakah wholesaler sama dengan distributor?

Tidak selalu. Distributor biasanya memiliki kontrak resmi dengan produsen untuk mendistribusikan barang di wilayah tertentu. Sementara wholesaler bisa membeli dari distributor atau produsen tanpa kontrak khusus, lalu menjual kembali ke retailer.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, kita bisa memahami bahwa wholesaler atau pedagang grosir adalah salah satu elemen penting dalam rantai distribusi barang. Mereka berfungsi sebagai penghubung antara produsen yang memproduksi barang dalam jumlah besar dengan retailer atau pedagang kecil yang menjual produk langsung ke konsumen.

Peran wholesaler tidak hanya sebatas perantara, tetapi juga membantu:

  • Memperluas jangkauan distribusi produk,

  • Menstabilkan harga pasar,

  • Menyediakan stok barang yang lebih terjamin,

  • Mendukung pertumbuhan UMKM dan pedagang kecil di Indonesia.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, seperti potensi harga yang lebih tinggi akibat rantai distribusi panjang atau risiko penumpukan stok, keberadaan wholesaler tetap krusial bagi kelancaran sistem perdagangan. Tanpa mereka, produsen akan kesulitan menyalurkan produk, dan retailer pun akan kesulitan memperoleh stok dengan harga kompetitif.

Dalam konteks perekonomian Indonesia, wholesaler juga menjadi pilar penting karena mampu menjangkau pasar hingga pelosok, membuka lapangan kerja, dan bahkan membantu produk lokal masuk ke pasar global.

muatmuat

Bergabunglah dengan muatmuat untuk mendapatkan lebih banyak peluang muatan truk yang datang dari mana saja harus di manfaatkan dengan baik. Apakah Anda memiliki truk tetapi tidak tahu cara mencari muatan? Anda dapat menggunakan fitur kami di antaranya lelang / tender muatan dan instatnt order dalam mencari muatan.

Di muatmuat kamu bisa menambah peluang muatanmu menjadi lebih besar.

Pertama, lihat jenis truk yang Anda miliki dan cari tahu berapa daya angkutnya. Jangan khawatir dengan harga yang di sebutkan karena nantinya Anda bisa bernegosiasi langsung dengan pihak Shipper secara transparan. Jadi, kepuasan bisa di rasakan bersama oleh seluruh pihak.

Informasi muatan yang di hadirkan muatmuat juga bervariatif, karena setiap harinya banyak permintaan yang masuk di aplikasi muatmuat.

Lalu bagi Anda yang sebaliknya mempunyai kebutuhan dalam pengiriman atau memiliki muatan, baik untuk keperluan bisnis atau pengiriman lainnya, segera gabung dan akses kemudahan ekosistem logistik digital kami baik melalui website maupun aplikasi android untuk mendapatkan support pengiriman sesuai kebutuhan Anda!

Konsultasikan kebutuhan muatan kamu bersama kami sekarang!

Download aplikasi muatmuat di sini

Visited 9 times, 3 visit(s) today

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top

Download Ekosistem Kami