muatmuat — Apa Itu Demurrage? Pernahkah Anda merasa bingung dengan berbagai istilah teknis yang muncul dalam dunia logistik dan pengiriman barang? Jika Anda terlibat dalam aktivitas impor atau ekspor, kemungkinan besar Anda pernah mendengar, atau bahkan mengalami sendiri, apa yang disebut dengan demurrage. Istilah ini seringkali terdengar menakutkan karena berpotensi menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit, padahal seharusnya bisa dihindari. Bayangkan, Anda sudah berhitung cermat soal biaya pengiriman, bea masuk, dan pajak, lalu tiba-tiba muncul tagihan demurrage yang membuat pengeluaran membengkak.
Di tengah rantai pasok global yang bergerak begitu cepat, di mana setiap detik sangat berarti, kelancaran proses bongkar muat dan pergerakan kontainer menjadi krusial. Namun, ada kalanya berbagai hal di luar dugaan terjadi, mulai dari dokumen yang belum lengkap, proses customs clearance yang memakan waktu, hingga kepadatan di pelabuhan. Nah, di sinilah demurrage berperan sebagai kompensasi atas keterlambatan tersebut.
Table of Contents
ToggleApa Itu Demurrage?
Mari kita bedah secara mendalam apa itu demurrage agar Anda memiliki pemahaman yang kuat. Sederhananya, demurrage adalah sebuah “biaya tunggu” atau biaya penalti yang dikenakan oleh pihak perusahaan pelayaran (maskapai pelayaran) atau operator terminal pelabuhan kepada pengirim (shipper) atau penerima (consignee) kargo. Biaya ini timbul ketika sebuah kontainer—baik yang berisi muatan penuh atau bahkan kontainer kosong setelah proses pembongkaran—tetap berada di dalam area pelabuhan atau terminal melebihi batas waktu penggunaan bebas biaya (free time) yang telah disepakati.
Bayangkan seperti ini: ketika Anda menyewa kendaraan, ada batas waktu pengembalian. Jika Anda mengembalikan terlambat, Anda akan dikenakan biaya tambahan. Konsep demurrage mirip, tetapi dalam skala yang jauh lebih besar dan kompleks. Kontainer yang Anda kirim atau terima harus segera dijemput dari pelabuhan setelah tiba dan melalui proses bea cukai. Jika kontainer tersebut masih “menginap” di terminal melampaui jatah waktu gratis yang diberikan, maka perusahaan pelayaran atau terminal akan menagih Anda biaya atas penggunaan lahan dan fasilitas mereka yang berharga.
Demurrage: Bukan Sekadar Denda, Tapi Kompensasi atas Penggunaan Aset
Penting untuk dipahami bahwa demurrage bukanlah sekadar “denda” yang bersifat menghukum. Lebih tepatnya, ini adalah bentuk kompensasi bagi perusahaan pelayaran atau operator terminal. Mengapa? Karena setiap kontainer yang tertahan di terminal berarti ada aset (kontainer itu sendiri) dan ruang (space) di terminal yang tidak dapat digunakan untuk kargo lain. Ruang dan waktu di pelabuhan sangat berharga.
Dengan memberlakukan biaya demurrage, perusahaan pelayaran bertujuan untuk:
- Mendorong Efisiensi: Mendorong para pihak yang terlibat (importir, eksportir, freight forwarder, agen bea cukai) untuk bergerak cepat dalam proses pengiriman barang dan penjemputan kontainer.
- Mengatur Aliran Kontainer: Memastikan pergerakan kontainer di terminal tetap lancar, menghindari penumpukan yang bisa menyebabkan kemacetan pelabuhan (port congestion).
- Mengkompensasi Kerugian: Mengganti kerugian finansial akibat aset (kontainer) yang tidak produktif dan ruang terminal yang terpakai melebihi jatah.
Etimologi Istilah “Demurrage”
Istilah “demurrage” sendiri memiliki akar yang menarik. Kata ini berasal dari bahasa Prancis Kuno, “demeurer,” yang berarti “menunda,” “terlambat,” atau “tetap tinggal.” Akar kata ini dengan tepat menggambarkan esensi dari biaya demurrage itu sendiri: biaya yang timbul akibat adanya penundaan atau keterlambatan dalam memindahkan kargo dari area yang telah ditentukan. Dalam konteks maritim, ia juga merujuk pada keterlambatan kapal di pelabuhan.
Jadi, setiap kali Anda mendengar demurrage, ingatlah bahwa itu adalah sinyal adanya keterlambatan yang berujung pada penggunaan fasilitas pelabuhan melebihi waktu gratis yang telah ditetapkan, dan tentu saja, berujung pada biaya.
Mengapa Demurrage Terjadi?
Setelah memahami apa itu demurrage, pertanyaan selanjutnya adalah: mengapa biaya ini bisa sampai terjadi? Meskipun tujuan demurrage adalah mendorong efisiensi, realitanya banyak faktor yang bisa menyebabkan kontainer tertahan lebih lama di pelabuhan dari yang seharusnya. Keterlambatan ini bisa terjadi di berbagai tahapan dalam rantai pasok, seringkali melibatkan beberapa pihak yang berbeda.
Berikut adalah beberapa penyebab umum mengapa demurrage bisa timbul, yang perlu Anda perhatikan dan waspadai:
1. Keterlambatan atau Kesalahan Dokumen Penting:
Ini adalah salah satu biang keladi utama terjadinya demurrage. Agar sebuah kontainer bisa dikeluarkan dari pelabuhan, diperlukan serangkaian dokumen pengiriman dan dokumen impor yang lengkap dan akurat. Contohnya termasuk Bill of Lading (B/L) asli, faktur komersial (commercial invoice), packing list, izin impor tertentu, dan dokumen bea cukai lainnya.
- Jika salah satu dokumen hilang, tidak lengkap, salah ketik, atau bahkan terlambat diserahkan kepada pihak berwenang atau freight forwarder, seluruh proses dapat terhenti. Kontainer tidak bisa dilepaskan hingga semua dokumen beres.
2. Proses Kepabeanan (Customs Clearance) yang Panjang atau Bermasalah:
Setiap barang yang masuk ke suatu negara harus melalui pemeriksaan bea cukai. Proses ini bisa memakan waktu, terutama jika ada:
- Pemeriksaan Fisik: Pihak bea cukai memutuskan untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap isi kontainer.
- Masalah Klasifikasi Tarif: Adanya keraguan atau kesalahan dalam penentuan HS Code (Harmonized System Code) barang, yang menentukan tarif bea masuk dan pajak.
- Pembayaran Pajak dan Bea Masuk Tertunda: Jika ada penundaan dalam pembayaran kewajiban pajak impor atau bea masuk, kontainer tidak akan dilepas.
- Peraturan Baru: Perubahan mendadak dalam regulasi impor atau ekspor yang belum Anda antisipasi.
3. Kepadatan Pelabuhan (Port Congestion):
Terkadang, masalah bukan berasal dari Anda atau pihak Anda, melainkan dari kondisi di pelabuhan itu sendiri.
- Volume Kargo Tinggi: Saat ada lonjakan volume pengiriman barang, pelabuhan bisa menjadi sangat sibuk dan mengalami penumpukan kontainer.
- Cuaca Buruk: Badai, gelombang tinggi, atau kondisi cuaca ekstrem lainnya bisa menghentikan atau memperlambat operasi bongkar muat kapal, menyebabkan penundaan berantai.
- Kerusakan Peralatan: Malfungsi atau kerusakan pada crane atau peralatan lain di terminal dapat menghambat pergerakan kontainer.
- Aksi Mogok Kerja: Situasi tak terduga seperti mogok kerja pekerja pelabuhan juga bisa melumpuhkan operasi.
4. Masalah Transportasi Darat:
Begitu kontainer siap keluar dari pelabuhan, ia perlu diangkut. Namun, kendala bisa muncul:
- Kekurangan Truk/Transportasi: Tidak tersedianya truk atau sarana transportasi darat yang cukup pada waktu yang tepat untuk menjemput kontainer.
- Pengemudi Tidak Tersedia: Kekurangan sopir truk atau kendala jam kerja yang membuat pengemudi tidak bisa segera mengambil kontainer.
- Akses Jalan: Masalah lalu lintas, perbaikan jalan, atau akses yang sulit menuju lokasi consignee bisa memperlama proses pengeluaran.
5. Perencanaan Logistik yang Kurang Matang:
Manajemen rantai pasok yang tidak efisien dari pihak importir atau eksportir juga berkontribusi besar:
- Kurangnya Koordinasi: Tidak adanya koordinasi yang baik antara shipper, freight forwarder, agen bea cukai, dan penerima barang.
- Penjemputan Mendadak: Menganggap bahwa kontainer bisa langsung dijemput begitu tiba tanpa melakukan persiapan sebelumnya.
- Kapasitas Gudang Penuh: Lokasi penerima barang tidak memiliki kapasitas gudang yang cukup untuk segera menampung muatan setelah dibongkar.
6. Kegagalan Pembayaran:
Sebelum kontainer dilepaskan, seringkali ada kewajiban pembayaran yang harus diselesaikan, seperti biaya pengiriman atau biaya penanganan. Jika pembayaran ini tertunda, pelepasan kontainer pun akan ikut tertunda.
Memahami berbagai penyebab ini adalah langkah awal yang sangat penting. Dengan mengetahui di mana potensi masalah berada, Anda bisa lebih proaktif dalam merencanakan dan mengelola pengiriman barang Anda, sehingga risiko terkena biaya demurrage dapat diminimalisir.
Demurrage vs. Detention vs. Despatch Money
Dalam dunia logistik dan pengiriman barang, ada tiga istilah yang sangat sering muncul dan kadang kala membingungkan: demurrage, detention, dan despatch money. Meskipun ketiganya berkaitan dengan waktu penggunaan kontainer atau kapal, mereka memiliki makna, penyebab, dan implikasi biaya yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk menghindari biaya tak terduga dan mengelola rantai pasok Anda dengan lebih cerdas.
Mari kita bedah satu per satu:
1. Demurrage: Biaya “Menginap” di Pelabuhan
Seperti yang sudah kita bahas, demurrage adalah biaya yang timbul ketika kontainer (baik yang berisi muatan maupun kosong setelah dibongkar) tetap berada di dalam area pelabuhan atau terminal melebihi waktu bebas biaya (free time) yang diberikan.
- Lokasi Kontainer: Selalu di dalam area pelabuhan atau terminal. Kontainer belum dikeluarkan dari fasilitas pelabuhan.
- Penyebab: Keterlambatan dalam penjemputan kontainer dari pelabuhan oleh pihak penerima (importir) atau penundaan dalam proses bea cukai dan administrasi.
- Pihak yang Menagih: Perusahaan pelayaran (maskapai) atau operator terminal pelabuhan.
- Sifat Biaya: Penalti atau kompensasi atas penggunaan ruang dan fasilitas terminal yang melebihi jatah waktu.
Bayangkan: Kontainer Anda tiba di pelabuhan dan di beri waktu 3 hari gratis untuk di jemput. Jika pada hari ke-4 kontainer masih terparkir di sana, Anda akan mulai di kenakan biaya demurrage untuk hari ke-4 dan seterusnya.
2. Detention: Biaya “Menginap” di Luar Pelabuhan (Saat Kontainer Dibawa Keluar)
Kebalikan dari demurrage, detention adalah biaya yang di kenakan ketika kontainer (biasanya setelah di jemput dari pelabuhan) berada di luar area pelabuhan, di lokasi importir (penerima barang) atau eksportir (pengirim barang), dan tidak di kembalikan ke pelabuhan atau depot kontainer dalam batas waktu bebas biaya (free time) yang di tentukan.
- Lokasi Kontainer: Di luar area pelabuhan atau terminal, biasanya di lokasi consignee (penerima) atau shipper (pengirim).
- Penyebab: Keterlambatan dalam proses pembongkaran kontainer di gudang penerima, atau keterlambatan dalam pengembalian kontainer kosong ke depot yang di tunjuk.
- Pihak yang Menagih: Umumnya perusahaan pelayaran (maskapai).
- Sifat Biaya: Penalti atau kompensasi atas penggunaan kontainer itu sendiri di luar kendali perusahaan pelayaran melebihi jatah waktu.
Bayangkan: Anda berhasil menjemput kontainer dari pelabuhan pada hari ke-2. Anda di beri waktu 2 hari gratis untuk membongkar isi kontainer dan mengembalikannya dalam keadaan kosong. Jika pada hari ke-3 kontainer kosong itu belum di kembalikan, Anda akan mulai di kenakan biaya detention.
3. Despatch Money: Bonus atas Efisiensi!
Berbeda dengan demurrage dan detention yang merupakan biaya penalti, despatch money justru adalah bonus atau insentif. Ini adalah pembayaran yang di berikan oleh pemilik kapal atau perusahaan pelayaran kepada penyewa kapal (charterer) atau pengirim kargo jika proses bongkar muat barang selesai lebih cepat dari waktu yang telah di sepakati dalam kontrak (laytime).
- Lokasi Kontainer: Tidak berlaku untuk lokasi kontainer, melainkan terkait waktu penyelesaian bongkar muat kapal.
- Penyebab: Efisiensi tinggi dalam proses bongkar muat kargo, sehingga kapal dapat meninggalkan pelabuhan lebih awal dari jadwal yang di perkirakan.
- Pihak yang Memberikan Bonus: Pemilik kapal atau perusahaan pelayaran.
- Sifat Biaya: Insentif atau bonus yang mendorong percepatan operasional.
Bayangkan: Kontrak menyebutkan kapal memiliki waktu 5 hari untuk membongkar muatan di pelabuhan. Jika Anda berhasil menyelesaikan pembongkaran dalam 3 hari, Anda mungkin berhak mendapatkan despatch money untuk 2 hari yang berhasil di hemat.
Tabel Perbandingan Singkat:
Agar lebih mudah di pahami, berikut adalah rangkuman perbandingan ketiganya:
Fitur | Demurrage | Detention | Despatch Money |
---|---|---|---|
Lokasi Kontainer | Di dalam area pelabuhan/terminal | Di luar area pelabuhan/terminal (di tangan consignee/shipper) | Tidak berlaku (terkait waktu bongkar/muat kapal) |
Penyebab | Kontainer terlambat dijemput dari pelabuhan | Kontainer terlambat dikembalikan ke pelabuhan/depot | Bongkar muat selesai lebih cepat dari jadwal |
Pihak yang Menagih/Memberi | Perusahaan pelayaran/terminal | Perusahaan pelayaran | Perusahaan pelayaran (memberi bonus) |
Sifat | Biaya penalti/Kompensasi | Biaya penalti/Kompensasi | Bonus/Insentif |
Memahami perbedaan antara demurrage, detention, dan despatch money sangat fundamental bagi siapa pun yang terlibat dalam pengiriman barang internasional. Pengetahuan ini tidak hanya membantu Anda menghindari biaya tak terduga, tetapi juga memungkinkan Anda untuk bernegosiasi dan merencanakan logistik dengan lebih efektif.
Bagaimana Demurrage Dihitung?
Setelah kita mengetahui apa itu demurrage dan mengapa ia terjadi, langkah selanjutnya adalah memahami bagaimana biaya ini di hitung. Ini adalah bagian krusial agar Anda bisa memperkirakan potensi pengeluaran dan merencanakan strategi untuk menghindarinya. Perhitungan demurrage umumnya di dasarkan pada tiga faktor utama: jumlah hari keterlambatan, ukuran dan jenis kontainer, serta tarif harian yang di tetapkan oleh perusahaan pelayaran atau terminal.
1. Periode Bebas Biaya (Free Time)
Setiap kali kontainer tiba di pelabuhan, perusahaan pelayaran atau terminal akan memberikan periode waktu tertentu di mana kontainer tersebut boleh berada di sana tanpa di kenakan biaya. Periode ini di sebut “free time” atau waktu bebas biaya.
- Durasi free time bisa bervariasi, umumnya antara 3 hingga 7 hari kalender, tergantung pada kebijakan maskapai pelayaran, jenis kargo, dan perjanjian kontrak. Untuk kargo khusus seperti refrigerated container (reefer) yang membutuhkan listrik, free time bisa lebih pendek karena biaya operasionalnya lebih tinggi.
- Perhitungan demurrage di mulai tepat setelah free time ini berakhir.
2. Tarif Harian (Daily Rate)
Jika kontainer Anda masih berada di terminal setelah free time habis, Anda akan mulai di kenakan biaya demurrage per hari.
- Variasi Tarif: Tarif demurrage tidak seragam. Ia sangat bervariasi tergantung pada:
- Perusahaan Pelayaran: Setiap maskapai pelayaran memiliki tarifnya sendiri.
- Pelabuhan Tujuan: Tarif bisa berbeda di setiap pelabuhan, bahkan dalam satu negara.
- Jenis dan Ukuran Kontainer: Kontainer 40 feet umumnya memiliki tarif demurrage yang lebih tinggi daripada kontainer 20 feet. Kontainer khusus seperti open top atau flat rack juga bisa memiliki tarif yang berbeda.
- Jenis Kargo: Beberapa jenis kargo tertentu mungkin memiliki tarif berbeda.
3. Struktur Tarif Bertingkat (Tiered Pricing)
Banyak perusahaan pelayaran menggunakan struktur tarif bertingkat atau tiered pricing untuk demurrage. Ini berarti bahwa biaya demurrage per hari bisa meningkat secara signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah hari keterlambatan. Tujuannya adalah untuk lebih mendorong penjemputan kontainer sesegera mungkin dan mencegah penumpukan jangka panjang.
- Contoh Struktur Bertingkat:
- Hari 1-5 setelah free time: $50 per hari per kontainer
- Hari 6-10 setelah free time: $100 per hari per kontainer
- Hari 11 dan seterusnya: $200 per hari per kontainer
Struktur ini membuat biaya demurrage bisa membengkak dengan sangat cepat jika penjemputan tertunda dalam waktu lama.
Contoh Skenario Perhitungan Demurrage Sederhana
Mari kita ilustrasikan dengan sebuah contoh agar lebih mudah di mengerti:
Skenario:
- Anda mengimpor 1 unit kontainer 20 feet yang tiba di Pelabuhan Tanjung Perak.
- Free time yang di berikan oleh perusahaan pelayaran adalah 4 hari kalender.
- Kontainer Anda baru berhasil di keluarkan dari terminal pelabuhan pada hari ke-7 setelah tiba.
- Tarif demurrage yang berlaku (misalkan dari perusahaan pelayaran X):
- Hari 1-3 setelah free time: Rp 150.000 per hari
- Hari 4 dan seterusnya setelah free time: Rp 250.000 per hari
Perhitungan:
-
Hitung Hari Keterlambatan:
- Total hari kontainer di pelabuhan = 7 hari
- Periode free time = 4 hari
- Jumlah hari di kenakan demurrage = 7 hari – 4 hari = 3 hari.
-
Hitung Biaya Demurrage Berdasarkan Tarif Bertingkat:
- Untuk hari ke-1, ke-2, dan ke-3 setelah free time (yaitu hari ke-5, ke-6, dan ke-7 sejak kedatangan):
- 3 hari x Rp 150.000/hari = Rp 450.000
- Untuk hari ke-1, ke-2, dan ke-3 setelah free time (yaitu hari ke-5, ke-6, dan ke-7 sejak kedatangan):
-
Total Biaya Demurrage:
- Total yang harus Anda bayar = Rp 450.000
Penting untuk di ingat bahwa perhitungan di atas adalah contoh yang di sederhanakan. Dalam faktur aktual, mungkin ada biaya lain yang terkait dengan penanganan terminal yang juga harus di perhatikan. Selalu periksa detail faktur dan pahami semua ketentuan pengiriman Anda. Dengan memahami perhitungan demurrage ini, Anda bisa lebih proaktif dalam mengelola jadwal dan dokumen untuk menghindari biaya yang tidak perlu.
Tips dan Strategi Efektif untuk Menghindari Biaya Demurrage
Meskipun demurrage adalah risiko yang selalu ada dalam pengiriman barang internasional, bukan berarti Anda tidak bisa menghindarinya. Justru sebaliknya, dengan perencanaan yang matang, koordinasi yang baik, dan pemahaman yang mendalam tentang proses logistik, Anda dapat secara signifikan mengurangi bahkan menghilangkan potensi biaya demurrage yang tidak di inginkan. Mengingat lokasi Anda di Semarang, Central Java, Indonesia, strategi ini akan sangat relevan dengan operasional di pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia seperti Tanjung Emas, Tanjung Priok, atau Tanjung Perak.
Berikut adalah strategi proaktif yang bisa Anda terapkan:
1. Perencanaan Matang dan Komunikasi Efektif (Kunci Utama!)
Ini adalah fondasi dari setiap operasional rantai pasok yang sukses. Tanpa perencanaan dan komunikasi yang baik, semua upaya lain bisa sia-sia.
- Pahami Jatah Waktu Bebas Biaya (Free Time) Anda:
- Sebelum kargo berangkat atau bahkan sebelum kontrak di tandatangani, pastikan Anda mengetahui berapa lama free time yang di berikan oleh perusahaan pelayaran atau terminal. Free time ini bisa berbeda antar maskapai, jenis kontainer (misalnya, kontainer reefer atau kontainer 20 feet vs 40 feet), dan bahkan antar pelabuhan. Pastikan Anda punya informasi ini di awal!
- Komunikasi Proaktif dengan Semua Pihak:
- Jalin komunikasi yang sangat erat dengan semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok Anda: supplier (eksportir), freight forwarder (agen pengiriman), agen bea cukai (PPJK), dan penyedia transportasi darat.
- Pastikan semua orang berada di halaman yang sama mengenai jadwal kedatangan kapal (Estimated Time of Arrival/ETA), free time, dan rencana penjemputan kontainer.
- Berikan informasi terbaru secara berkala dan minta update dari mereka. Jangan menunggu masalah muncul.
- Buat Jadwal yang Realistis:
- Jangan menjanjikan kepada klien atau penerima barang bahwa barang akan tiba pada tanggal tertentu jika Anda tahu proses di bea cukai atau transportasi darat sering memakan waktu. Berikan waktu ekstra sebagai buffer.
2. Optimasi Proses Kepabeanan (Customs Clearance)
Proses bea cukai sering menjadi penyebab utama keterlambatan.
- Siapkan Dokumen Lengkap dan Akurat Lebih Awal:
- Pastikan semua dokumen pengiriman (shipping documents) seperti Bill of Lading (B/L), faktur komersial (commercial invoice), packing list, dan dokumen impor lainnya sudah lengkap, akurat, dan sesuai dengan regulasi bea cukai di Indonesia.
- Serahkan dokumen-dokumen ini kepada freight forwarder atau PPJK Anda jauh sebelum kapal tiba. Idealnya, dokumen sudah harus siap bahkan sebelum kargo di muat di pelabuhan asal.
- Kesalahan kecil seperti salah ketik nama atau angka dapat memicu penundaan yang signifikan.
- Gunakan Jasa Penyedia Jasa Kepabeanan (PPJK) Profesional:
- Jika Anda tidak memiliki tim bea cukai internal yang berpengalaman, gunakan jasa PPJK yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Mereka adalah ahli dalam memahami seluk-beluk regulasi bea cukai di Indonesia dan dapat mempercepat proses customs clearance Anda.
- Pastikan HS Code (Harmonized System Code) barang Anda sudah di klasifikasikan dengan benar untuk menghindari pemeriksaan lebih lanjut atau koreksi tarif bea masuk.
3. Manajemen Transportasi Darat yang Efisien
Setelah kontainer melewati bea cukai, tantangan berikutnya adalah mengeluarkannya dari pelabuhan.
- Pesan Truk atau Transportasi Lebih Awal:
- Segera setelah Anda mendapatkan konfirmasi kedatangan kapal, koordinasikan dengan penyedia transportasi darat untuk memesan truk atau moda transportasi lain. Jangan menunggu kontainer tiba baru mencari truk.
- Pastikan truk tersedia di pelabuhan segera setelah kontainer di nyatakan “clear” dan siap di ambil.
- Kapasitas Bongkar Muat yang Memadai:
- Pastikan gudang atau lokasi Anda memiliki kapasitas dan tenaga kerja yang cukup untuk segera membongkar isi kontainer begitu tiba.
- Jika Anda butuh waktu lebih lama untuk membongkar, komunikasikan dengan freight forwarder Anda untuk melihat apakah ada opsi perpanjangan free time untuk detention (biaya penggunaan kontainer di luar pelabuhan), yang mungkin lebih murah daripada demurrage.
4. Pemantauan dan Proaktivitas Berkelanjutan
Teknologi dan sikap proaktif adalah teman terbaik Anda.
- Manfaatkan Pelacakan Kontainer:
- Gunakan sistem pelacakan (tracking) yang di sediakan oleh perusahaan pelayaran atau freight forwarder Anda. Ini memungkinkan Anda memantau status kontainer secara real-time (misalnya, apakah sudah di pelabuhan, sedang di proses, atau sudah bisa di jemput).
- Beberapa pelabuhan di Indonesia, seperti Tanjung Priok, juga memiliki sistem informasi yang bisa di akses untuk memantau status kargo.
- Respons Cepat Terhadap Masalah:
- Jika ada notifikasi masalah dari bea cukai atau terminal (misalnya, dokumen kurang, pemeriksaan fisik), segera tanggapi dan ambil tindakan korektif. Jangan tunda!
- Pahami Libur Nasional atau Cuti Bersama:
- Perhatikan jadwal libur nasional atau cuti bersama, terutama di Indonesia yang sering ada penyesuaian. Operasional pelabuhan dan bea cukai bisa melambat atau bahkan tutup, yang akan memengaruhi free time Anda.
5. Negosiasi dan Asuransi (Opsional, Tapi Patut Di pertimbangkan)
Untuk bisnis dengan volume impor ekspor tinggi, strategi ini bisa sangat membantu.
- Negosiasi Free Time Lebih Panjang:
- Jika Anda adalah pelanggan dengan volume pengiriman barang yang signifikan, Anda mungkin bisa bernegosiasi dengan perusahaan pelayaran untuk mendapatkan free time yang lebih panjang untuk demurrage maupun detention.
- Klausul Kontrak yang Jelas:
- Dalam kontrak pembelian (purchase order) atau penjualan (sales contract), pertimbangkan untuk memasukkan klausul yang mengalihkan tanggung jawab biaya demurrage jika keterlambatan di sebabkan oleh pihak lain (misalnya, supplier yang terlambat mengirim dokumen).
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten, Anda tidak hanya akan menghemat biaya logistik yang berharga, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kelancaran seluruh rantai pasok bisnis Anda di Indonesia. Ingat, setiap Rupiah yang bisa di hemat dari demurrage adalah keuntungan tambahan bagi perusahaan Anda.
Kesimpulan
Kita telah menjelajahi seluk-beluk demurrage, mulai dari apa itu demurrage hingga bagaimana biaya demurrage ini bisa di hitung dan, yang terpenting, bagaimana cara menghindarinya. Dari pembahasan kita, jelas bahwa demurrage bukanlah sekadar denda acak, melainkan konsekuensi logis dari keterlambatan dalam pengelolaan kontainer di pelabuhan. Di tengah dinamika rantai pasok global yang terus bergerak, pengetahuan tentang istilah ini dan dampaknya menjadi aset berharga bagi setiap pelaku impor ekspor dan logistik.
Mungkin pada awalnya istilah-istilah seperti demurrage, detention, atau despatch money terdengar rumit. Namun, dengan pemahaman yang lebih dalam, kita tahu bahwa masing-masing memiliki peran spesifik dalam memastikan kelancaran dan efisiensi pengiriman barang. Mampu membedakan ketiganya akan memberdayakan Anda untuk membuat keputusan yang lebih baik dan strategis.
muatmuat
Bergabunglah dengan muatmuat untuk mendapatkan lebih banyak peluang muatan truk yang datang dari mana saja harus di manfaatkan dengan baik. Apakah Anda memiliki truk tetapi tidak tahu cara mencari muatan? Anda dapat menggunakan fitur kami di antaranya lelang / tender muatan dan instatnt order dalam mencari muatan.
Di muatmuat kamu bisa menambah peluang muatanmu menjadi lebih besar.
Pertama, lihat jenis truk yang Anda miliki dan cari tahu berapa daya angkutnya. Jangan khawatir dengan harga yang di sebutkan karena nantinya Anda bisa bernegosiasi langsung dengan pihak Shipper secara transparan. Jadi, kepuasan bisa di rasakan bersama oleh seluruh pihak.
Informasi muatan yang di hadirkan muatmuat juga bervariatif, karena setiap harinya banyak permintaan yang masuk di aplikasi muatmuat.
Lalu bagi Anda yang sebaliknya mempunyai kebutuhan dalam pengiriman atau memiliki muatan, baik untuk keperluan bisnis atau pengiriman lainnya, segera gabung dan akses kemudahan ekosistem logistik digital kami baik melalui website maupun aplikasi android untuk mendapatkan support pengiriman sesuai kebutuhan Anda!
Konsultasikan kebutuhan muatan kamu bersama kami sekarang!
Download aplikasi muatmuat di sini