muatmuat — Apa Itu Freight In? Dalam dunia bisnis, terutama di bidang logistik, perdagangan, dan akuntansi, istilah freight in sering muncul dalam laporan keuangan maupun proses pembelian barang. Namun, masih banyak orang yang belum benar-benar memahami apa sebenarnya arti dari freight in, bagaimana cara menghitungnya, dan mengapa istilah ini penting bagi perusahaan.
Secara sederhana, freight in adalah biaya pengiriman yang ditanggung oleh pihak pembeli ketika membeli barang dari pemasok atau produsen. Biaya ini bukan sekadar ongkos kirim biasa, melainkan bagian dari harga pokok pembelian (HPP) yang akan memengaruhi nilai persediaan dan perhitungan laba rugi suatu bisnis.
Bayangkan sebuah perusahaan membeli bahan baku dari luar kota atau bahkan luar negeri. Barang tersebut tentu membutuhkan biaya transportasi untuk sampai ke gudang pembeli. Nah, biaya pengiriman inilah yang disebut sebagai freight in, dan nilainya wajib diperhitungkan agar laporan keuangan mencerminkan total biaya yang sebenarnya.
Memahami freight in tidak hanya penting bagi akuntan, tetapi juga bagi pelaku bisnis, pemilik toko online, hingga manajer logistik. Dengan mengetahui bagaimana freight in bekerja, perusahaan dapat mengontrol pengeluaran, menentukan harga jual dengan lebih tepat, serta meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok (supply chain).
Table of Contents
ToggleApa Itu Freight In?
Secara umum, freight in adalah biaya pengiriman barang yang ditanggung oleh pembeli saat membeli produk atau bahan baku dari pemasok (supplier). Biaya ini muncul karena barang perlu dikirim dari lokasi penjual ke gudang pembeli, dan pengiriman tersebut tentu memerlukan ongkos transportasi.
Dengan kata lain, freight in adalah ongkos kirim pembelian barang yang harus dikeluarkan oleh pembeli agar barang sampai ke tempat tujuan. Dalam akuntansi, biaya freight in tidak dicatat sebagai beban operasional langsung, melainkan ditambahkan ke dalam harga pokok pembelian (HPP) karena biaya ini termasuk bagian dari nilai barang yang dibeli.
Contoh sederhana:
Misalnya, sebuah perusahaan membeli bahan baku seharga Rp10.000.000 dari supplier di luar kota. Untuk mengirim barang tersebut ke gudang perusahaan, dibutuhkan biaya pengiriman sebesar Rp500.000.
Nah, biaya pengiriman Rp500.000 itulah yang disebut sebagai freight in, dan akan menambah total nilai persediaan barang di laporan keuangan perusahaan.
Jadi, harga pokok barang bukan hanya harga dari supplier saja, tetapi juga mencakup semua biaya tambahan yang diperlukan agar barang bisa sampai dan siap digunakan atau dijual — salah satunya adalah freight in.
Mengapa Freight In Diperhitungkan dalam Akuntansi?
Dalam akuntansi keuangan, freight in memiliki peran penting karena membantu menunjukkan biaya riil dari suatu pembelian. Tanpa mencatat biaya freight in, perusahaan bisa saja menilai persediaan terlalu rendah dan akhirnya menghasilkan laporan keuangan yang tidak akurat.
Freight in termasuk dalam kategori biaya yang dikapitalisasi — artinya, biaya tersebut tidak langsung diakui sebagai beban, tetapi dianggap sebagai bagian dari nilai aset (dalam hal ini: persediaan). Ketika barang tersebut dijual, barulah biaya freight in ikut diperhitungkan dalam Harga Pokok Penjualan (HPP).
Posisi Freight In di Laporan Keuangan
Dalam sistem pencatatan akuntansi, freight in biasanya muncul di bagian akun persediaan barang dagang (Inventory). Biaya ini akan ditambahkan ke nilai pembelian barang untuk menghitung total harga pokok penjualan (HPP).
Secara umum, rumusnya bisa ditulis seperti ini:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih + Freight In – Persediaan Akhir
Artinya, semakin besar biaya freight in, semakin besar pula nilai HPP yang akan memengaruhi laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, mencatat freight in dengan benar menjadi hal yang sangat penting bagi akuntan dan manajer keuangan.
Fungsi Freight In dalam Akuntansi
Setelah memahami pengertian dasar freight in, langkah berikutnya adalah memahami fungsi freight in dalam akuntansi. Banyak orang menganggap biaya pengiriman hanya sebagai pengeluaran biasa, padahal dalam dunia akuntansi, freight in memiliki peran penting dalam menentukan nilai persediaan (inventory) dan harga pokok penjualan (HPP).
Freight in membantu perusahaan mencatat dan menghitung total biaya sebenarnya dari proses pembelian barang. Dengan demikian, laporan keuangan menjadi lebih akurat dan bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa fungsi utama freight in dalam akuntansi
1. Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) Secara Akurat
Salah satu fungsi paling penting dari freight in adalah untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) secara tepat.
Ketika perusahaan membeli barang atau bahan baku, harga pembelian dari supplier bukan satu-satunya biaya yang harus dipertimbangkan. Ada juga biaya pengiriman (freight in) yang menjadi bagian dari total harga barang tersebut.
Tanpa mencatat freight in, nilai HPP bisa menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya, sehingga laba bersih tampak lebih tinggi dari kondisi riil — hal ini tentu berisiko bagi keakuratan laporan keuangan.
Contoh:
Jika harga barang Rp10.000.000 dan biaya pengiriman Rp500.000, maka total HPP seharusnya Rp10.500.000.
Tanpa mencatat freight in, perusahaan akan salah menilai biaya produksi dan margin keuntungan.
2. Menambah Nilai Persediaan Barang (Inventory Value)
Freight in juga berfungsi untuk menambah nilai persediaan (inventory). Dalam prinsip akuntansi, semua biaya yang dikeluarkan untuk membawa barang ke kondisi siap digunakan atau dijual harus dimasukkan ke nilai persediaan.
Oleh karena itu, biaya freight in dikapitalisasi sebagai bagian dari aset persediaan, bukan langsung diakui sebagai beban. Ketika barang tersebut dijual, barulah biaya freight in “turun” dan ikut menjadi bagian dari HPP.
Artinya: selama barang masih berada di gudang, biaya freight in masih dianggap sebagai aset perusahaan, bukan beban operasional.
3. Meningkatkan Transparansi dan Akurasi Laporan Keuangan
Pencatatan freight in dengan benar membantu perusahaan memiliki laporan keuangan yang transparan dan akurat.
Dengan mencatat biaya pengiriman pembelian secara rinci, perusahaan dapat:
-
Mengetahui berapa total biaya logistik yang dikeluarkan setiap bulan
-
Mengevaluasi supplier berdasarkan efisiensi biaya pengiriman
-
Menentukan strategi pembelian dan negosiasi harga yang lebih baik di masa depan
Selain itu, laporan keuangan yang akurat juga membantu perusahaan dalam proses audit dan analisis kinerja keuangan.
4. Menjadi Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis
Fungsi lain yang tak kalah penting adalah sebagai bahan evaluasi bagi manajemen. Dengan mengetahui total biaya freight in, perusahaan dapat:
-
Menilai apakah supplier yang digunakan masih efisien
-
Membandingkan biaya pengiriman dari berbagai ekspedisi
-
Mengoptimalkan rute distribusi dan mengurangi biaya logistik
Dalam jangka panjang, pengelolaan freight in yang efisien bisa berdampak langsung pada peningkatan margin keuntungan dan efisiensi operasional perusahaan.
5. Membantu Analisis Biaya Produksi dan Keuntungan
Freight in juga digunakan untuk menganalisis biaya produksi dan profitabilitas produk. Misalnya, jika sebuah produk memerlukan biaya pengiriman yang tinggi, maka harga jualnya perlu disesuaikan agar margin keuntungan tetap stabil.
Dengan mencatat freight in secara terperinci, perusahaan bisa:
-
Mengetahui biaya per unit produk secara lebih akurat
-
Menghitung margin keuntungan bersih per produk
-
Menghindari kerugian akibat biaya pengiriman yang tidak diperhitungkan
Perbedaan Freight In dan Freight Out
Dalam dunia bisnis dan akuntansi, dua istilah yang sering muncul saat membahas biaya pengiriman barang adalah freight in dan freight out. Sekilas keduanya tampak mirip karena sama-sama berkaitan dengan ongkos kirim. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, keduanya memiliki fungsi, pencatatan, dan pihak yang menanggung biaya yang berbeda.
Memahami perbedaan freight in dan freight out sangat penting agar perusahaan tidak salah mencatat transaksi pengiriman, karena kesalahan kecil dalam klasifikasi bisa berdampak pada laporan keuangan dan perhitungan laba rugi.
Pengertian Singkat
-
Freight In → Biaya pengiriman barang yang ditanggung oleh pembeli saat membeli barang dari pemasok.
-
Freight Out → Biaya pengiriman barang yang ditanggung oleh penjual untuk mengirim barang ke pelanggan.
Dengan kata lain, freight in adalah biaya masuk barang ke gudang pembeli, sedangkan freight out adalah biaya keluar barang dari gudang penjual ke pembeli.
Tabel Perbandingan Freight In vs Freight Out
Aspek Perbandingan | Freight In | Freight Out |
---|---|---|
Definisi | Biaya pengiriman barang dari pemasok ke pembeli yang dibayar oleh pembeli | Biaya pengiriman barang dari penjual ke pelanggan yang dibayar oleh penjual |
Pihak yang Menanggung Biaya | Pembeli | Penjual |
Tujuan Pengiriman | Barang masuk ke gudang pembeli | Barang keluar dari gudang penjual |
Pos Akun Akuntansi | Dicatat sebagai biaya pembelian (inventory) | Dicatat sebagai beban penjualan (selling expense) |
Dampak pada HPP (Harga Pokok Penjualan) | Menambah nilai HPP | Tidak menambah HPP, tetapi mengurangi laba bersih |
Jenis Transaksi | Pembelian | Penjualan |
Waktu Pengakuan | Saat barang dibeli dan diterima | Saat barang dikirim ke pelanggan |
Contoh Pencatatan | Persediaan Barang Dagang (Debit) – Kas/Utang (Kredit) | Beban Pengiriman (Debit) – Kas/Utang (Kredit) |
Contoh Kasus: Freight In vs Freight Out
Agar lebih mudah dipahami, berikut dua contoh situasi nyata:
Contoh 1: Freight In (Pembelian)
PT Maju Jaya membeli bahan baku dari supplier di Surabaya senilai Rp15.000.000. Perusahaan menanggung biaya pengiriman sebesar Rp700.000 agar barang sampai ke gudang.
Maka pencatatan jurnalnya adalah:
Persediaan Barang Dagang Rp15.700.000
Kas / Utang Dagang Rp15.700.000
Penjelasan: biaya pengiriman (freight in) ditambahkan ke nilai persediaan karena merupakan bagian dari biaya pembelian.
Contoh 2: Freight Out (Penjualan)
PT Maju Jaya menjual produknya ke pelanggan di Bandung dengan total harga Rp20.000.000 dan menanggung biaya pengiriman Rp800.000 untuk mengirim barang tersebut.
Maka pencatatan jurnalnya adalah:
Beban Pengiriman Barang Rp800.000
Kas / Utang Dagang Rp800.000
Penjelasan: biaya pengiriman (freight out) diakui sebagai beban penjualan, bukan bagian dari harga pokok barang.
Mengapa Penting Membedakan Freight In dan Freight Out?
Perbedaan antara keduanya penting karena berpengaruh langsung terhadap struktur laporan keuangan dan penghitungan laba perusahaan.
-
Freight In → Meningkatkan aset (persediaan)
Dicatat sebagai bagian dari harga pokok pembelian dan akan memengaruhi HPP. -
Freight Out → Mengurangi laba bersih
Dicatat sebagai beban penjualan karena tidak menambah nilai barang, melainkan biaya untuk melayani pelanggan.
Jika kedua biaya ini tertukar dalam pencatatan, maka laporan keuangan bisa menjadi tidak akurat, dan perusahaan akan salah menilai performa finansialnya.
Hubungan Freight In dan Freight Out dalam Rantai Pasok (Supply Chain)
Dalam sistem rantai pasok (supply chain), freight in dan freight out menggambarkan dua sisi aliran barang:
-
Freight in = Inbound logistics (barang masuk ke gudang)
-
Freight out = Outbound logistics (barang keluar dari gudang ke pelanggan)
Keduanya sama-sama penting untuk mengukur efisiensi logistik dan biaya distribusi total dalam suatu bisnis. Dengan mencatat kedua biaya ini secara terpisah, perusahaan bisa menganalisis di mana titik pengeluaran terbesar terjadi dan mengambil langkah strategis untuk menurunkan biaya transportasi.
Contoh Pencatatan Freight In dalam Jurnal Akuntansi
Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat bagaimana freight in dicatat dalam jurnal akuntansi. Seperti dijelaskan sebelumnya, freight in termasuk dalam harga pokok pembelian (HPP) dan dicatat sebagai biaya yang menambah nilai persediaan barang. Artinya, biaya pengiriman tersebut tidak langsung dianggap sebagai beban, melainkan meningkatkan nilai barang yang dibeli.
1. Contoh Kasus Sederhana
Misalkan, PT. Sinar Jaya membeli barang dagang dari pemasok senilai Rp10.000.000. Untuk mengirim barang tersebut ke gudang perusahaan, PT. Sinar Jaya harus membayar biaya pengiriman sebesar Rp500.000 kepada jasa ekspedisi.
Karena biaya pengiriman ditanggung oleh pembeli, maka biaya tersebut termasuk freight in.
Jurnal Pencatatan:
Keterangan | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|
Persediaan Barang Dagang | 10.500.000 | |
Kas / Utang Usaha | 10.500.000 |
Penjelasan:
-
Nilai pembelian barang (Rp10.000.000) di tambah biaya pengiriman (Rp500.000) menjadi total Rp10.500.000.
-
Biaya freight in ini menambah nilai persediaan, bukan di catat sebagai beban operasional.
2. Contoh Kasus Lanjutan (Dengan Pembayaran Terpisah)
Sekarang, bayangkan perusahaan membayar biaya freight in secara terpisah dari pembelian barang.
Misalnya:
-
Harga barang: Rp10.000.000 (di bayar kepada pemasok)
-
Biaya pengiriman: Rp500.000 (di bayar ke ekspedisi)
Jurnal Pencatatan:
Saat pembelian barang:
Keterangan | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|
Persediaan Barang Dagang | 10.000.000 | |
Kas / Utang Usaha | 10.000.000 |
Saat membayar ongkos kirim (freight in):
Keterangan | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|
Persediaan Barang Dagang | 500.000 | |
Kas | 500.000 |
Penjelasan:
Meskipun pembayarannya di lakukan terpisah, biaya freight in tetap di kapitalisasi ke dalam akun Persediaan Barang Dagang. Dengan kata lain, total nilai persediaan tetap menjadi Rp10.500.000.
3. Dampak pada Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan, biaya freight in tidak muncul langsung di laporan laba rugi, karena belum menjadi beban.
Baru ketika barang tersebut di jual, nilai freight in akan ikut memengaruhi harga pokok penjualan (HPP), sehingga akhirnya berpengaruh terhadap laba atau rugi perusahaan.
Dengan memahami cara mencatat freight in secara benar, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangannya mencerminkan nilai aset yang sebenarnya. Kesalahan dalam pencatatan freight in bisa menyebabkan distorsi nilai persediaan dan perhitungan laba yang tidak akurat.
Freight In dalam Logistik dan Supply Chain
Dalam dunia logistik dan supply chain (rantai pasok), istilah freight in tidak hanya sebatas catatan akuntansi, tetapi juga menjadi komponen penting dalam efisiensi operasional dan pengendalian biaya distribusi barang.
Secara sederhana, freight in adalah biaya pengiriman yang di keluarkan oleh pembeli untuk membawa barang dari pemasok ke gudang atau lokasi produksi. Dalam konteks logistik, biaya ini termasuk ke dalam inbound logistics, yaitu seluruh proses yang berhubungan dengan penerimaan barang dan bahan baku dari luar perusahaan.
1. Peran Freight In dalam Rantai Pasok (Supply Chain)
Freight in memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelancaran arus barang di rantai pasok. Tanpa pengelolaan freight in yang baik, perusahaan bisa mengalami keterlambatan pengiriman, kelebihan biaya logistik, bahkan gangguan produksi.
Beberapa peran penting freight in dalam supply chain antara lain:
-
Menentukan total biaya logistik: Ongkos kirim barang dari pemasok adalah bagian dari total biaya logistik yang memengaruhi efisiensi operasional perusahaan.
-
Mempengaruhi perencanaan stok: Waktu dan biaya pengiriman berhubungan langsung dengan strategi manajemen persediaan. Jika pengiriman mahal atau lambat, perusahaan mungkin perlu menyimpan stok lebih banyak.
-
Menjadi indikator performa pemasok: Semakin tepat waktu dan efisien proses freight in, semakin baik hubungan antara pemasok dan pembeli dalam rantai pasok.
-
Menjadi bahan analisis biaya per unit: Biaya freight in akan di hitung per unit barang agar perusahaan bisa menentukan harga jual yang realistis dan margin keuntungan yang optimal.
2. Komponen Biaya Freight In dalam Logistik
Biaya freight in bukan hanya ongkos kirim dasar. Dalam praktiknya, terdapat beberapa komponen yang bisa masuk ke dalam biaya ini, seperti:
-
Biaya transportasi utama (misalnya truk, kapal, atau pesawat).
-
Biaya bongkar muat di pelabuhan atau gudang.
-
Asuransi pengiriman untuk melindungi barang dari risiko kerusakan atau kehilangan.
-
Biaya administrasi dan dokumen pengiriman.
-
Pajak dan bea masuk, terutama jika pengiriman di lakukan antarnegara.
Semua komponen ini harus di hitung secara menyeluruh agar perusahaan mengetahui total landed cost, yaitu total biaya yang di butuhkan untuk mendatangkan barang sampai ke gudang.
3. Dampak Freight In terhadap Efisiensi Supply Chain
Efisiensi dalam pengelolaan freight in dapat memberikan dampak besar bagi kinerja bisnis secara keseluruhan.
Beberapa dampak positifnya antara lain:
-
Menurunkan biaya operasional: Dengan memilih metode transportasi yang tepat dan pemasok yang efisien, biaya pengiriman dapat di tekan.
-
Meningkatkan kecepatan distribusi: Manajemen freight in yang baik memastikan barang tiba tepat waktu tanpa penundaan.
-
Memperkuat hubungan dengan pemasok: Transparansi dan evaluasi rutin atas biaya freight in dapat menciptakan kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan.
-
Meningkatkan daya saing produk: Semakin efisien biaya logistik, semakin kompetitif harga produk di pasar.
4. Contoh Nyata dalam Dunia Logistik
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur di Jakarta membeli bahan baku dari Surabaya.
Jika biaya pengiriman bahan baku (freight in) terlalu tinggi atau sering mengalami keterlambatan, maka proses produksi akan terganggu dan biaya operasional meningkat.
Namun, jika perusahaan mampu mengoptimalkan rute pengiriman, menggunakan penyedia jasa logistik dengan sistem pelacakan real-time, dan melakukan negosiasi biaya transportasi yang efektif, maka total biaya freight in dapat di tekan.
Hasilnya, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi supply chain dan meningkatkan keuntungan bersih.
Mengapa Freight In Penting bagi Bisnis?
Bagi sebagian orang, freight in mungkin terlihat seperti sekadar biaya tambahan dalam proses pembelian barang. Namun, bagi pelaku bisnis dan profesional akuntansi, freight in memiliki peran strategis yang jauh lebih besar. Biaya ini bukan hanya soal pengiriman barang dari pemasok ke gudang, melainkan juga berpengaruh langsung terhadap harga pokok penjualan (HPP), profit margin, dan efisiensi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Berikut penjelasan mengapa freight in begitu penting bagi keberlangsungan bisnis:
1. Menentukan Harga Pokok dan Laba Perusahaan
Setiap bisnis perlu mengetahui berapa biaya sebenarnya untuk memperoleh suatu produk atau bahan baku. Nah, freight in adalah bagian dari harga pokok pembelian (cost of goods purchased) yang kemudian membentuk harga pokok penjualan (HPP).
Jika biaya freight in tidak di masukkan ke dalam perhitungan, maka:
-
Harga pokok barang akan terlihat lebih rendah dari seharusnya.
-
Laba kotor perusahaan bisa terlihat lebih besar secara “semu”.
-
Keputusan bisnis yang di ambil berdasarkan data tersebut bisa menjadi tidak akurat.
Dengan memasukkan freight in ke dalam perhitungan HPP, perusahaan bisa memperoleh gambaran biaya yang lebih realistis, sehingga mampu menentukan harga jual dengan margin yang sehat.
2. Menjaga Akurasi Nilai Persediaan Barang
Dalam laporan keuangan, nilai persediaan (inventory) harus mencerminkan total biaya yang di keluarkan untuk mendatangkan barang. Artinya, harga beli barang dan biaya pengiriman menuju gudang harus di hitung bersama.
Jika freight in tidak di masukkan, maka nilai persediaan akan tampak lebih rendah. Akibatnya:
-
Neraca perusahaan menjadi tidak akurat.
-
Saat barang di jual, nilai HPP dan laba bersih menjadi salah hitung.
Karena itu, pencatatan freight in yang benar membantu menjaga integritas laporan keuangan dan memastikan semua aset tercatat sesuai nilai sebenarnya.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Biaya freight in juga bisa di jadikan indikator efisiensi operasional. Dengan memantau ongkos kirim dari pemasok ke gudang secara berkala, perusahaan dapat:
-
Menilai apakah pemasok atau ekspedisi yang digunakan masih efisien.
-
Menemukan peluang untuk menekan biaya transportasi (misalnya dengan konsolidasi pengiriman).
-
Mengoptimalkan rute logistik dan waktu pengiriman.
Perusahaan yang mampu mengelola freight in dengan baik akan memiliki struktur biaya yang lebih ramping, sehingga dapat menawarkan harga jual yang lebih kompetitif di pasar.
4. Membantu Pengambilan Keputusan Manajerial
Data biaya freight in juga sangat berguna bagi manajemen dalam membuat keputusan strategis, seperti:
-
Menentukan apakah akan membeli barang dari pemasok lokal atau luar kota.
-
Menilai apakah sistem logistik internal perlu di perbaiki.
-
Membandingkan efisiensi antara beberapa vendor transportasi.
Dengan kata lain, freight in menjadi bahan analisis penting dalam perencanaan biaya dan strategi pengadaan barang (procurement).
5. Meningkatkan Daya Saing Bisnis
Di era bisnis modern yang penuh persaingan, pengelolaan biaya logistik bisa menjadi pembeda utama antara perusahaan yang efisien dan yang boros.
Perusahaan yang memahami dan mampu mengontrol freight in dengan baik akan:
-
Menekan biaya total per unit barang.
-
Menawarkan harga jual yang lebih kompetitif.
-
Tetap mempertahankan margin keuntungan yang sehat.
Dengan demikian, freight in bukan sekadar komponen kecil dalam pembukuan, melainkan strategi efisiensi biaya yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar yang ketat.
Kesimpulan
Setelah memahami seluruh pembahasan di atas, kini kamu tentu sudah tahu bahwa freight in bukan sekadar biaya pengiriman biasa, melainkan komponen penting dalam sistem akuntansi, logistik, dan manajemen bisnis secara keseluruhan.
Secara sederhana, freight in adalah biaya transportasi yang di keluarkan oleh pembeli untuk membawa barang dari pemasok ke gudang atau lokasi produksi. Namun, dampaknya jauh lebih luas karena memengaruhi harga pokok pembelian (HPP), nilai persediaan, perhitungan laba rugi, hingga efisiensi operasional dalam rantai pasok (supply chain).
Bagi pelaku bisnis, pemahaman yang baik tentang freight in membantu dalam:
-
Menentukan harga jual produk dengan akurat,
-
Mengontrol pengeluaran agar tetap efisien,
-
Menjaga keakuratan laporan keuangan,
-
Serta meningkatkan daya saing bisnis di pasar yang kompetitif.
Di sisi lain, bagi para akuntan, manajer logistik, dan pelaku usaha online, mencatat dan mengelola freight in dengan benar juga menjadi bagian dari strategi pengendalian biaya (cost control) yang efektif.
Semakin efisien biaya pengiriman masuk, semakin besar pula peluang perusahaan untuk meningkatkan margin keuntungan tanpa harus menaikkan harga jual produk.
muatmuat
Bergabunglah dengan muatmuat untuk mendapatkan lebih banyak peluang muatan truk yang datang dari mana saja harus di manfaatkan dengan baik. Apakah Anda memiliki truk tetapi tidak tahu cara mencari muatan? Anda dapat menggunakan fitur kami di antaranya lelang / tender muatan dan instatnt order dalam mencari muatan.
Di muatmuat kamu bisa menambah peluang muatanmu menjadi lebih besar.
Pertama, lihat jenis truk yang Anda miliki dan cari tahu berapa daya angkutnya. Jangan khawatir dengan harga yang di sebutkan karena nantinya Anda bisa bernegosiasi langsung dengan pihak Shipper secara transparan. Jadi, kepuasan bisa di rasakan bersama oleh seluruh pihak.
Informasi muatan yang di hadirkan muatmuat juga bervariatif, karena setiap harinya banyak permintaan yang masuk di aplikasi muatmuat.
Lalu bagi Anda yang sebaliknya mempunyai kebutuhan dalam pengiriman atau memiliki muatan, baik untuk keperluan bisnis atau pengiriman lainnya, segera gabung dan akses kemudahan ekosistem logistik digital kami baik melalui website maupun aplikasi android untuk mendapatkan support pengiriman sesuai kebutuhan Anda!
Konsultasikan kebutuhan muatan kamu bersama kami sekarang!
Download aplikasi muatmuat di sini